085972727159
hubungi@yayasansholihulamin.com
Hak dan Kewajiban Guru: Peta Jelas Otoritas Pendidik di Sekolah
Hak dan Kewajiban Guru: Peta Jelas Otoritas Pendidik di Sekolah
Jum, 26 September 2025
Penulis : Uswatun Hasanah
Guru-Jabar-1

Guru adalah tiang utama dalam sistem pendidikan. Bukan sekadar penyampai materi, guru adalah pendidik, pembimbing, dan pemegang otoritas penting di lingkungan belajar. Untuk menjalankan peran ini secara efektif, setiap guru harus memahami dengan jelas hak (otoritas) yang mereka miliki dan kewajiban (tanggung jawab) yang harus mereka jalankan.

Memahami Otoritas Guru: Hak untuk Memimpin dan Mengatur

Otoritas guru bukan berarti kekuasaan tanpa batas, melainkan hak yang dilegitimasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan aman. Hak inilah yang menjadi dasar bagi guru untuk mengambil keputusan di kelas.

  1. Hak Otoritas Disiplin (Penegakan Tata Tertib)

Guru berhak menegakkan peraturan sekolah dan kelas. Ini mencakup hak untuk:

  • Memberikan sanksi edukatif yang bersifat mendidik dan sesuai dengan tingkat pelanggaran (misalnya, membuat ringkasan materi, membersihkan area kelas).
  • Mengatur perilaku siswa di dalam kelas untuk memastikan proses belajar mengajar berjalan tanpa gangguan.
  • Menentukan tindak lanjut bagi siswa yang terus menerus melanggar aturan, dengan melaporkannya kepada Wali Kelas atau Guru BK.

2. Hak Otoritas Profesional (Metode Pengajaran)

Guru memiliki hak penuh untuk menentukan bagaimana materi akan disampaikan, yang didukung oleh keahlian profesional mereka.

  • Menentukan metode pengajaran yang paling sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan siswanya.
  • Mengembangkan materi dan media pembelajaran inovatif.
  • Melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar siswa secara objektif dan akuntabel.
  1. Hak Perlindungan Hukum dan Profesi

Guru berhak mendapatkan jaminan perlindungan saat menjalankan tugas.

  • Mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, dan intimidasi dari siswa, orang tua, maupun pihak lain.
  • Menuntut kejelasan mengenai tugas dan tanggung jawab dari pihak sekolah.

Batasan dan Tanggung Jawab: Pilar Kewajiban Guru

Otoritas selalu beriringan dengan tanggung jawab. Kewajiban guru adalah batasan etika dan profesional yang memastikan bahwa hak otoritas digunakan untuk tujuan yang benar, yaitu pendidikan.

  1. Kewajiban Profesional

Ini adalah kewajiban yang berkaitan langsung dengan kualitas pengajaran.

  • Merencanakan Pembelajaran: Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan kurikulum yang berlaku.
  • Objektivitas: Melakukan penilaian secara adil, transparan, dan tidak diskriminatif.
  • Mengembangkan Diri: Terus menerus meningkatkan kompetensi profesional melalui pelatihan, seminar, atau pendidikan lanjutan.
  1. Kewajiban Etis (Kode Etik Guru)

Guru terikat pada kode etik profesi yang menuntut perilaku terpuji.

  • Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan: Guru wajib memperlakukan setiap siswa dengan rasa hormat, tanpa memandang latar belakang sosial, suku, atau agama.
  • Menjaga Kerahasiaan: Wajib merahasiakan informasi pribadi siswa yang tidak relevan dengan kepentingan pendidikan.
  • Memberikan Teladan: Menjadi panutan (digugu dan ditiru) dalam sikap, ucapan, dan tindakan di dalam maupun di luar sekolah.
  1. Kewajiban Administratif

Guru bertanggung jawab atas tugas-tugas administratif yang mendukung kelancaran kegiatan sekolah.

  • Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh kepala sekolah (misalnya, menjadi wali kelas, koordinator ekstrakurikuler).
  • Mengisi dan melaporkan kemajuan hasil belajar siswa (rapor) tepat waktu.
  • Berkomunikasi aktif dengan orang tua murid mengenai perkembangan siswa.

 

Keseimbangan Kunci: Otoritas yang Berbasis Kasih Sayang

Peta jelas otoritas guru terletak pada keseimbangan antara Hak dan Kewajiban. Ketika guru menggunakan otoritasnya berdasarkan kasih sayang (edukatif) dan profesionalisme, bukan berdasarkan kekuasaan, ia akan mendapatkan kewibawaan sejati.

  1. Otoritas disiplin yang berlebihan tanpa dasar kasih sayang akan menciptakan ketakutan, bukan rasa hormat.
  2. Pengabaian kewajiban profesional akan menghilangkan legitimasi hak untuk mengatur.

Oleh karena itu, otoritas yang paling efektif adalah yang berakar pada kompetensi, keadilan, dan integritas seorang pendidik. Ketika guru memenuhi kewajibannya, hak dan otoritasnya akan diakui dan dihormati secara alami oleh siswa, orang tua, dan seluruh komunitas sekolah.

 

Artikel

Artikel Lainnya

Dampak Negatif Pola Pikir...
Berbeda dari Pola Pikir Bertumbuh (PPB) atau Growth Mindset, Pola Pikir Tetap (PPT) atau Fixed Mindset adalah orang yang memiliki...
Jum, 26 September 2025 | 9:23
Pentingnya Pola Pikir Bertumbuh...
Seorang profesor psikologi dari Universitas Standford Prof. Carol S. Dweck telah mengembangkan konsep Pola Pikir Bertumbuh (PPB) dan Pola Pikir...
Jum, 19 September 2025 | 10:18
Manajemen Work – Life...
Work-life balance ialah keseimbangan antara kehidupan pekerjaan dan di luar pekerjaan. Manajemen work-lifa balance adalah bagaimana seseorang mengatur keseimbangan juga...
Ming, 14 September 2025 | 8:58
Percaya Diri atau Sombong?
Percaya diri dan sombong adalah dua hal yang sangat berbeda. percaya diri merupakan sifat yang meyakini kemampuan diri sendiri tanpa...
Kam, 11 September 2025 | 11:36